Khamis, 22 Oktober 2009
Detik,
Jam berpusing lagi,
Masa lalu tidakkan kembali,
Petang yang suram,
Langit menangis, Bumi kian diratapi,
Aku memegang kalam menconteng rasa,
Menanti mentari kembali memancar,
Atau menangis sampai gelap,
Semuanya dalam genggaman,
Televisyen,
Bersiar sedari tadi,
Tidak dihiraukan,
Asyik menonton alam menangis, bilakan berhenti?
Lagu ditelinga kian rancak,
Kamarku sepi,
Sepi sedari semalam,
Hari ini petang ini,
Aku tidak melayan mimpi, tapi masih ngeri
Bilakah masanya untuk ulangkaji,
Meja menghentam kerusi,
Sukar bila hati tak sudi, minda memaling diri,
Petang itu hari ini,
Komputer riba,
Aku layani seolah isteri,
Tidak bingar tetapi berbunyi,
Hanya ia pengganti dia, aku sendiri,
Malam masih belum terbit,
Di luar, genangan air lopak menari,
Sunyi,
Tidak ada teman berbicara,
Apatah lagi bicara tentang hati,
Teringat aku pada rakan di kampus,
Mungkin sedang melayan jiwa
Atau memadu kasih dalam kesejukkan,
Menanti malam aku di sini,
Mencoret lukisan alam yang tidak kelihatan,
Merakam bunyi petang ini,
Suara yang tak pasti,
Kalam,
Masih mencari rentak, tapi sumbang
Isinya kian berkurang,
Meronta minta dibuang,
Detik 5.30 petang,
Aku mahu pulang.
red_ayee
22 -Okt- 2009